Sakit maag kerap dihubungkan dengan telat makan. Perut yang kosong akan menimbulkan produksi asam lambung berlebih dan memicu beberapa gejala sakit maag. Antara lain ialah muntah, mual, perut terasa kembung, dan nyeri di bagian ulu hati. Tapi, tahukah Anda bahwa faktor dari penyakit ini bukan disebabkan telat makan saja? Hal ini dikarenakan sakit maag merupakan beberapa gejala yang menjadi penanda adanya suatu penyakit tertentu pada sistem pencernaan.
Dengan demikian, faktor dari sakit maag bisa disebabkan oleh berbagai hal. Lalu, apa aja sih faktor lain dari sakit maag? Baca penjelasannya di bawah ini ya.
Stres Berlebih
Stres berlebih memang tidak langsung menjadi faktor sakit maag. Tapi, stres berlebih bisa memengaruhi kesehatan tubuh yang nantinya memperburuk gangguan pencernaan. Hal ini karena pada kondisi ini saling berkaitan dengan gangguan pencernaan. Jadi, stres pun dapat langsung hilang jika gangguan pencernaan Anda juga sembuh. Begitu juga sebaliknya. Sakit maag bisa perlahan sembuh jika stres membaik.
Gangguan Pencernaan
Ada beberapa gangguan pencernaan yang menjadi faktor sakit maag. Antara lain ialah sebagai berikut:
- Gastritis, adanya peradangan di lapisan kulit lambung.
- Tukak lambung, adanya luka pada bagian dinding perut yang bisa saja terjadi karena gastritis yang semakin memburuk.
- GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease merupakan suatu kondisi saat asam lambung naik menuju kerongkongan. Nantinya, kondisi ini akan memicu nyeri, iritasi, sampai terasa terbakar di bagian dada, kerongkongan, dan ulu hati.
- IBS atau Irritable bowel syndrome merupakan suatu gangguan pencernaan yang memengaruhi kerja usus besar. Pada kondisi ini akan menimbulkan kurangnya optimal pada kontraksi otot usus besar yang nantinya memicu sembelit atau diare.
- Pankreatitis, adanya radang pankreas sehingga memicu kerusakan jaringan, infeksi, sampai pendarahan di bagian kelenjar.
- Kanker lambung, kondisi munculnya tumor atau sel kanker ganas di dinding lambung.
Infeksi Bakteri
Faktor sakit maag juga bisa terjadi karena adanya infeksi bakteri helicobacter pylori. Umumnya, bakteri ini menyerang pada bagian lapisan lambung sehingga memicu rasa sakit. Bakteri ini bisa ditularkan dari satu orang ke orang lainnya, atau dari makanan dan minuman yang tidak higienis. Helicobacter pylori menimbulkan penyakit gastritis yang bisa menjadi penyebab dari sakit maag.
Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun terjadi dikarenakan sistem kekebalan tubuh bukannya melawan zat asing yang menyebabkan penyakit, malah menyerang sel-sel sehat tubuh. Kondisi inilah yang bisa menjadi faktor sakit maag yang biasanya dimulai dari gastritis. Pada kondisi ini, sel-sel yang menyusun lapisan dinding lambung rusak, salah satunya ialah sel parietal. Padahal, sel ini memiliki peran memproses penyerapan vitamin B12. Jadi, penyakit autoimun secara tidak langsung menjadi pemicu gangguan dalam menyerap vitamin B12 dalam tubuh. Penyakit autoimun bisa berisiko anemia pernisiosa.
Efek Samping Obat
Meski obat memiliki efek menghilangkan rasa sakit pada tubuh, namun tanpa disadari ada beberapa jenis obat yang menjadi penyebab utama sakit maag. Misalnya, jika Anda kerap menggunakan obat pereda nyeri, seperti naproxen, ibuprofen, dan aspirin. Sebab, jenis obat tersebut dapat berisiko menipiskan dinding lapisan lambung sehingga menyebabkan mudahnya mengalami iritasi.
Selain itu, seringnya mengonsumsi jenis obat tersebut dapat menjadi pemicu maag. Hal ini dikarenakan menimbulkan heartburn atau terasa terbakar di bagian dada. Nantinya otot di bagian bawah sfringer bisa melemah sehingga memperparah kondisi iritasi pada kerongkongan. Pada kondisi ini bisa memperparah gejala sakit maag bagi orang yang mengonsumsi obat tersebut, seperti yang mengalami GERD.
Setelah membaca artikel ini, tentunya Anda menjadi lebih paham mengenai faktor-faktor dari sakit maag, kan? Ingatlah bahwa faktor dari penyakit ini sangatlah beragam. Oleh karena itu, pengobatan yang Anda butuhkan perlu disesuaikan.
Artikel ini telah tayang di oyimedia.com